Sneaky Cheeky

Tags: top!chan, bottom!hyunjin, beach club, pool sex, outdoor sex, public sex, public sexual activity, teasing, cockwarming

Words: 2K+


Lebih dari sebulan Hyunjin mengenal Chris, seorang pria berprofesi tattoo artist yang beberapa minggu lalu mengukir maha karya pada tubuh bagian bawahnya. Sejak saat itu, mereka sering bertukar pesan, berbincang lewat telepon hingga berjam-jam, jalan-jalan, dan beberapa kali tidur bersama.

Hyunjin ingat ketika pertama kali mereka akan berhubungan seks, ketika dia menunjukkan tubuh bagian bawahnya yang polos tak tertutupi sehelai benang pun kepada Chris, pria itu mengatakan, “I drew this. This is my mark. So, you're mine.”

Dan Hyunjin sangat menyukai keposesifan dan dominasi pria itu.

Lamunan Hyunjin terpecah ketika ponselnya berdering. Dia letakkan kuas lukisnya untuk memungut benda kotak pipih itu, untuk mengangkat panggilan dari tattoo artist spesialnya.

“Ya, Chris?”

“Lo sibuk gak malem ini?”

“Gak sih, gue banyak free nya kalo malem. Kenapa?”

“Jalan-jalan mau? Ke beach club. Mumpung malem Sabtu, biasanya rame dan ada ngundang guest star. Ada banyak promo menu juga biasanya.”

Hyunjin pikir itu bukan ide yang buruk. Kebetulan sekali, dirinya suntuk terus mendekam di dalam ruangan penuh papan kanvas sedari tadi pagi.

“Oke, jemput aja nanti. Jam 8? Kemaleman? Kurang malem?”

“Pas, sih. Gue jemput jam 8 ya,”

“Oke.”

Chris mematikan sambungan telepon terlebih dahulu. Hyunjin pun memeriksa jam, saat ini pukul 5 sore. Seharusnya studio seninya tutup jam 6 sore, tetapi dia berpikir untuk menutupnya lebih awal. Dia perlu waktu cukup banyak untuk bersiap-siap dan memilih outfit terbaiknya.


“Bikini? Hm, keliatan norak dan terlalu mencolok gak ya? Takut dipandang aneh kalo pake bikini,” Hyunjin menggumam, tangannya sibuk menyibak koleksi pakaian di dalam lemarinya.

Hyunjin pun mengambil beberapa potong pakaian, lalu dia letakkan di atas ranjang. Ada sebuah crop top, hot pants longgar, dan outer chiffon panjang bercorak tropis.

“Kayaknya gini bagus, deh,” gumamnya, akhirnya merasa puas.

Beberapa menit kemudian, setelah selesai mandi, menata rambut, mengenakan riasan wajah tipis, dan mengenakan pakaiannya, Hyunjin mengenakan aksesoris tambahan untuk mempercantik dirinya. Seperti kalung, gelang, dan cincin. Ia biarkan rambutnya tergerai tanpa aksesoris apa pun untuk menciptakan kesan bebas dan liar.

Tak lama kemudian, Chris datang, menunggunya di depan pintu. Hyunjin segera bersiap dan keluar dari apartemennya untuk menemui Chris.

“Hei,” sapa pria itu, tersenyum lembut.

Hyunjin terkikik. Dia lihat lawan bicaranya mengenakan celana selutut berwarna hitam dengan atasan kemeja pantai lengan pendek berwarna hitam pula, dengan corak tropis.

Tampan. Chris memang selalu terlihat tampan. Dengan tindik yang jumlahnya lebih dari satu di masing-masing telinga, juga tato di sekitar leher dan lengan kekarnya. Hyunjin sangat tergila-gila akan hal itu.

“Cantik banget, sih? Nanti kalo Hyunjin-ku dilirik orang gimana?” Gurau Chris sembari merengkuh pinggang Hyunjin.

“Gak papa, dong. Tandanya mereka mengakui kalo aku cantik.”

Chris tertawa kecil. Dia cubit hidung Hyunjin, “Bener, emang kamu selalu cantik.”

Kali ini Hyunjin ikut tertawa. Dia lilitkan lengannya pada lengan Chris, mengayunkan lengan yang lebih tua. “Ayo berangkat sekarang.”

“Sure.”


Sampailah mereka pada tempat yang dituju. Sebuah beach club terkenal di kota, malam weekend seperti ini pasti akan ramai pengunjung.

Lampu-lampu berwarna-warni, air kolam biru dan hijau yang menyala, serta dentuman musik dari DJ menyambut kedatangan mereka.

“Lo pernah ke beach club?” Chris bertanya, sedikit dia keraskan suaranya karena suara musik cukup keras di sana.

“Kalo beach club belom, kalo ke club aja atau ke beach aja udah sering,” jawab Hyunjin, juga menggunakan suara yang sedikit dikencangkan.

Chris tertawa mendengar tanggapan Hyunjin. Entah kenapa, jawaban itu terdengar menggemaskan di telinganya. “Ya udah, jangan kemana-mana, oke? Stick with me, biar gak ilang.”

Hyunjin menampar pelan lengan Chris. “Lebay.”


Kini Chris dan Hyunjin sedang duduk di sebuah lounge menikmati cocktail dan seafood sebagai santapan, sambil berbincang dan sesekali menikmati penampilan dari guest star yang mengisi acara pada malam hari itu.

“Hyunjin, lo pernah bayangin hal liar gitu gak?” Chris bersuara, kali ini tak perlu meninggikan suara karena tempat mereka saat ini cukup jauh dari panggung hiburan.

Hyunjin menelan udang di dalam mulutnya. “Kayak gimana?”

“Well, I'm talking about sex stuff. Misalnya kayak imajinasi liar, ya, contohnya kayak kamu minta ditato di selangkangan, deket lubang pantat.”

Hyunjin sedikit tersedak. Salahnya sendiri, dia sedang menyesap cocktail ketika Chris bertanya.

“Hahaha, maaf maaf. Hati-hati dong kalo minum, cantikku keselek, kan,” Chris menyodorkan air putih dan tisu kepada Hyunjin yang langsung disambar oleh si cantik itu.

“Lo sih! Topik pertanyaannya ngagetin,” gerutu si cantik, ditanggapi dengan tawa renyah dari Chris.

“Hm, kalo itu sih..., jujur aja sering. Gue suka hal-hal yang out of vanilla,” Hyunjin melanjutkan.

Chris menaikkan alisnya. “Don't like vanilla?”

“Uhum, well, I'm okay tho with vanilla. Cuma lebih suka yang gak biasa, tapi gak terlalu ekstrem juga sampe yang aneh-aneh banget dan bahayain tubuh.”

Chris mengangguk. Ketika dia menoleh ke arah kolam, dia melihat beberapa petak private pool kecil yang muat untuk dua orang. Mungkin memang didesain khusus untuk para pasangan untuk berduaan.

Sebuah ide terlintas di kepala pria itu.

“Hyunjin.”

“Ya?”

“Sini deketan.”

Hyunjin menurut. Dia condongkan badannya ke depan. Chris ikut mencondongkan badannya ke depan, mulutnya berada tepat di sebelah telinga Hyunjin. Dia pun membisikkan sesuatu kepada Hyunjin, membuat pipi si cantik merona kemerahan.


Di sinilah mereka, duduk berduaan di dalam satu petak private pool, dengan Chris yang duduk di belakang Hyunjin. Punggung si cantik menempel pada dada telanjangnya, lengannya melingkar pada pinggang ramping si cantik, sesekali dengan nakal menari-nari di atas kulit mulus milik si cantik.

Outer milik Hyunjin dan kemeja milik Chris telah mereka tanggalkan. Setengah tubuh mereka berada di dalam air kolam yang suhunya diatur hangat.

Ada beberapa pasangan lain yang juga menggunakan private pool itu.

Chris pun mendekatkan wajahnya ke ceruk leher Hyunjin, lalu dia kecup ringan.

“Apa, Chris? Mau apa?” Tangan Hyunjin terulur untuk membelai rahang pria yang memeluknya dari belakang itu.

“Do that.

Ah, benar. Hyunjin ingat tentang kalimat yang dibisikkan Chris beberapa menit yang lalu. Mengajaknya melakukan itu di tempat mereka berada saat ini, sekarang juga. Diam-diam, di tengah keramaian.

“Beneran di sini?”

“Hm? Kenapa? Bukannya menantang? Katanya Hyunjin suka hal yang menantang?” Chris menyusupkan tangannya ke dalam celana Hyunjin, dia raba sesuatu di dalam sana.

Desahan lirih lolos dari mulut Hyunjin. Dia terdiam, membiarkan Chris melakukan apa pun sesuka pria itu. Karena Hyunjin suka, sangat suka, ketika Chris melakukan apa pun yang dia mau tanpa memedulikan sekitarnya.

Selanjutnya Chris turunkan sebelah strap pada crop top tanpa lengan yang Hyunjin kenakan. Perlahan dia kecup pundak Hyunjin, tanpa berniat memberi tanda. Setidaknya belum.

Sebelah tangan pria itu merambat ke atas, meraih tonjolan di dada yang masih tertutupi oleh crop top itu. Pemilik tonjolan mengeluarkan desahan, sedikit dia tahan agar tidak terlalu mengundang perhatian. Namun sang pelaku bertindak semakin gencar, dia pilin tonjolan itu.

Hyunjin menunduk. Pipinya sangat merona, napasnya memburu.

“Banyak orang banget, ya? Gak salah gue milih malem weekend.”

Hyunjin masih terdiam. Kakinya bergerak-gerak gelisah, menendang-nendang dengan pelan genangan air di dalam kolam itu.

“Hyunjin, kalo pengen desah, desah aja. Let it out, baby. Paling orang-orang cuma bakal liatin aja,” bisik Chris.

“Mmhh.. ahh,” seperti kelinci penurut, Hyunjin mengeluarkan desahannya saat itu juga.

Sedangkan Chris tersenyum puas. Keinginannya untuk mengerjai Hyunjin semakin menggebu. Kini tangannya menurunkan celana Hyunjin, menyisakan sebuah pantie berbahan renda yang semi transparan. Chris pijat perlahan selangkangan Hyunjin, tangannya yang bebas menari-nari di sekitar pinggang dan perut bawah si cantik.

“Chris..,” Hyunjin menoleh ke belakang. Raut mukanya terlihat sungguh menggoda di mata Chris.

“Iya sayang?” Jawabnya.

Hyunjin mendesah lagi. Tangannya memegang lengan Chris, namun tak ada sama sekali keinginan untuk menghentikan aksi pria itu.

“G-good... feels so good..”

Lagi-lagi Chris tersenyum puas. “Look, many people are around us. Do you think they're aware of what we're doing right now?”

Hyunjin menggigit bibirnya, bulu kuduknya meremang. Dengan cepat dia gelengkan kepalanya. “I don't know and I don't care.. ahh..”

Chris terkekeh. Hyunjin ini menggemaskan. Ingin beraksi lebih jauh, kini Chris susupkan tangannya ke dalam pantie Hyunjin.

“Ahh!” Hyunjin memekik, yang mana selanjutnya dia langsung menutup mulutnya dengan kedua tangannya.

“Hyunjin, gue rasa ada yang lihat kita. What do you think about it? Fun, isn't it?”

Hyunjin tidak menjawab. Terlalu fokus terhadap rasa nikmat yang diberikan oleh tangan lihai Chris. Kuat-kuat dia tahan desahan kencangnya agar tak keluar ketika dia rasakan tangan Chris menurunkan pantie-nya, mengelus penisnya dan mengocoknya perlahan.

Dan Hyunjin pun tak ingin kalah. Tangannya meraih selangkangan Chris, dia pegang gundukan di dalam celana itu, lalu dia remas-remas dengan gerakan berantakan.

“Kamu gak sabaran.”

Suara Chris terdengar begitu memabukkan. Berat, sedikit serak dan basah, membuat Hyunjin merinding dan kegelian.

“Nghh... gimana aku bisa sabar, kamu godain aku terus,” balas Hyunjin.

Chris tersenyum miring. “Jadi udah terangsang, nih? Terangsang aja apa terangsang banget?”

Bodohnya Chris, seharusnya dari sekali lihat saja dia dapat menyimpulkan bahwa Hyunjin sudah sangat terangsang. Bahkan bisa dibilang, sedikit lagi si cantik itu akan mencapai puncaknya.

Banyak orang di sekitar mereka. Tak jarang pula beberapa dari mereka yang lewat akan menyapa mereka atau sekedar melempar senyum. Yang entah mereka tahu atau tidak kegiatan apa yang Chris dan Hyunjin lakukan di bawah air.

Chris berpikir untuk melakukan hal yang lebih mengasyikkan.

Pria itu menurunkan celananya, membuat batang kerasnya bersentuhan dengan pantat Hyunjin.

“Chris?” Hyunjin menoleh, dia tatap Chris dengan mata membulat. “Kamu bilang tadi cuma hand job?”

“Kalo Hyunjin udah terangsang banget dan Chris juga udah keras banget, kenapa gak seks sekalian?” Chris menjawab dengan enteng.

Bukan, Hyunjin tentu tidak menolak berhubungan seks dengan Chris. Itu adalah salah satu candunya. Tapi di tempat seperti ini, apa pria itu sudah gila?

Tidak, nyatanya mereka berdua sama-sama gila. Pasalnya kini Hyunjin malah membuka lebar-lebar kedua kakinya, memudahkan Chris untuk mengakses pantatnya.

Hyunjin mendesah tertahan. Chris masukkan penisnya ke dalam lubang Hyunjin perlahan. Tak perlu pelumas, karena mereka berdua sedang berada di dalam air.

Penis Chris sudah berada di dalam Hyunjin sepenuhnya. Tanpa berniat untuk bergerak, Chris melambaikan tangannya pada pelayan yang kebetulan berada tak jauh dari sana.

“Mas! Singapore Sling dua!”

“Ish, malah pesen minuman-ahh!” Hyunjin memekik lagi, pasalnya secara tiba-tiba Chris menghentakkan pinggulnya sekali.

“Chris..,” rengeknya.

“Hm? Kenapa, sayang?”

Hyunjin menghela napas. Chris tak kunjung bergerak. Maka dari itu, perlahan dia gerakkan pinggulnya di atas pangkuan Chris. Tak terlalu kencang agar tidak mengundang kecurigaan dari keramaian di sekitar mereka.

Melihatnya, Chris menyeringai. Ternyata Hyunjin memang sudah sangat terangsang dan tidak sabar untuk digempur. Si cantik ini, ternyata liar juga.

Tak lama kemudian, pelayan menghampiri mereka untuk mengantar dua gelas Singapore Sling. Sontak Hyunjin membeku, secara mendadak dia hentikan gerakan pinggulnya.

“Makasih, Mas,” ucap Chris sebelum pelayan itu pergi. Dia pun beralih ke Hyunjin, terkikik.

“Kenapa berhenti? Takut diliatin Mas Mas-nya? Padahal dari tadi kemungkinan juga udah diliat orang-orang,” ujarnya.

Rona merah kembali muncul di pipi Hyunjin. Masa bodoh, kini dia mulai bergerak lagi. Lubangnya sudah tak sabar ingin dikoyak, titiknya di dalam sana sudah menanti untuk ditumbuk.

Chris puas. Sangat puas. Hyunjin yang seperti ini adalah Hyunjin yang paling erotis. Kini tangannya bertengger pada pinggang Hyunjin, dia bantu si cantik untuk bergerak naik turun.

Desahan-desahan tertahan Hyunjin lontarkan. Pun Chris, kini pria itu diam. Fokusnya kini berada di bawah sana, merasakan bagaimana lubang hangat si cantik meremas-remas penisnya dengan brutal.

Ah, Chris suka ini.

“Eh, maaf ya Mas, hampir ketendang minumannya,” seseorang lewat, meminta maaf karena hampir menendang gelas minuman milik Hyunjin yang diletakkan di pinggiran kolam.

Lagi-lagi Hyunjin mematung. Tapi Chris gila, pria itu tak berniat untuk berhenti bergerak. Malah dengan santainya meladeni orang itu dengan kedua tangan yang masih fokus menggerakkan pinggul si cantik naik turun.

Orang itu telah berlalu. Chris terkekeh, dia kecup pundak Hyunjin. “Very fun. I love this stuff.”

“Oh my..”

Hyunjin hanya bisa pasrah. Chris mendorong pinggulnya semakin dalam, kepala penisnya menubruk titik kenikmatan di dalam sana. Hyunjin memejamkan matanya. Mulutnya sedikit terbuka, napasnya tidak teratur.

Chris membuka lubang pantat Hyunjin untuk melebarkan akses keluar masuk penisnya. Ketika keadaan di sekitar mereka cukup sepi, Chris mempercepat tempo gerakannya. Dia tumbuk titik Hyunjin tanpa ampun.

Musik dari DJ di panggung hiburan diputar cukup keras, sebuah kesempatan bagi Hyunjin untuk meloloskan desahan yang telah susah payah dia tahan.

“Fuck.. I'm close-shit.. ahh!” Hyunjin tak bisa menahan lagi. Dia semburkan cairan putih kental dari kepala penisnya.

Sedangkan Chris, pria itu masih bergerak dalam tempo yang sama. Kemudian tak lama dia menyusul. Air mani dalam jumlah cukup banyak dia semburkan ke dalam lubang Hyunjin.

“Ahh... Chris..,” Hyunjin merebahkan punggungnya pada dada Chris. Lantas Chris lingkarkan kedua lengannya pada pinggang Hyunjin.

“Gimana?”

Napas Hyunjin masih berantakan. “Takut. Tapi asyik. No lies, it's fun. Tapi takut. Ah, gak tau, lah!”

Chris tertawa. Dia berikan satu gelas Singapore Sling untuk Hyunjin. “Minum dulu, nahan desahan selama itu pasti bikin haus.”

Hyunjin menyambar gelas itu. “Lo, sih!”

Chris tertawa lagi. Tak pernah bosan Chris berkata, Hyunjin ini menggemaskan.

Kemudian keduanya menghabiskan malam dengan perbincangan ringan, tanpa berniat untuk mengeluarkan penis yang lebih tua dari dalam lubang yang lebih muda.