The Affair
Upacara pernikahan Sammie dengan Pangeran Hyacinthus IV berjalan dengan mulus tanpa hambatan. Kedua pihak kerajaan bersuka cita dengan peristiwa itu. Kemudian di hari selanjutnya, pesta perayaan pernikahan sekaligus terintegrasinya kedua kerajaan pun mulai digelar.
Sammie berdampingan dengan Pangeran Hyacinthus IV menyambut tamu undangan malam hari itu. Hingga kemudian seorang pria tak asing muncul sebagai tamu undangan. Pria itu datang sendirian tanpa pasangan.
Tuan Christopher sang penarik pajak yang disegani adalah pria itu. Tuan Christopher menyalami Pangeran Hyacinthus IV dan memberikan ucapan selamat.
Selanjutnya, pria itu beralih kepada Sammie. Lantas jantung Sammie berdetak begitu kencang. Ini adalah pertama kali dirinya bertatapan dengan Tuan Christopher sedekat ini.
Kedua tangan itu kini bertautan, menjabat tangan satu sama lain. Telapak tangan Tuan Christopher yang sedikit kasar itu bersentuhan dengan telapak tangan Sammie.
“Selamat atas pernikahanmu, Pangeran Sam,” ucap Tuan Christopher.
Tak ada yang mengetahui selain Tuhan dan Sammie sendiri bahwa bulu kuduk Sammie tengah meremang. Badannya pun sedikit memanas.
“Uh, t-terima kasih banyak, Tuan Christopher.”
Tautan tangan itu terlepas bersamaan dengan Tuan Christopher yang melayangkan senyuman kepada Sammie. Oh, apa itu tadi? Senyuman itu terlihat seperti seringaian?
Setelah semua tamu undangan hadir pada malam itu, kedua kerajaan mengadakan jamuan. Sammie bersama dengan Pangeran Hyacinthus IV duduk di meja makan khusus para pejabat kerajaan.
Tuan Christopher sebagai ketua petugas pajak adalah salah satu pejabat tinggi kerajaan, sehingga pria itu berada dalam satu meja dengan kedua pangeran kerajaan yang baru saja menikah. Entah sengaja atau tidak, Tuan Christopher duduk pada kursi yang tepat berhadapan dengan Sammie.
Kemudian tiba-tiba Pangeran Hyacinthus IV berpamitan sebentar karena dipanggil oleh Raja Hyacinthus. Kini Sammie sendirian, tanpa didampingi oleh suaminya.
Jamuan makan malam pun dimulai. Para pejabat di meja itu asyik bercengkerama, sekali-kali memberi selamat atas pernikahan Sammie dengan sang pangeran. Ditengah jamuan itu, tak jarang Sammie mencuri pandang kepada Tuan Christopher. Hingga kemudian Tuan Christopher sadar sedang diperhatikan, sehingga pria itu turut menatap Sammie yang sedang memperhatikannya.
Alih-alih memutus kontak mata, Sammie justru tersenyum tipis tanpa memutus kontak matanya dengan Tuan Christopher. Ada seringaian tipis pada bibir Tuan Christopher. Kemudian senyum di bibir Sammie luntur, tergantikan dengan matanya yang menatap Tuan Christopher lekat-lekat. Tuan Christopher mengangkat alisnya.
Keduanya seolah berbicara dengan mata. Entah, hanya mereka berdua yang paham artinya.
Tatapan Tuan Christopher semakin dalam dan lekat. Hal itu mampu membuat napas Sammie memberat. Kakinya bergerak-gerak gelisah. Sammie menunduk. Celana yang dia kenakan terasa semakin sesak.
Ketika matanya kembali bertemu dengan Tuan Christopher, mulut pria itu bergerak mengucapkan kalimat,
“Let’s go to your bedroom.”
Sammie beranjak dari tempat duduknya. Dia berpamitan kepada para tamu jamuan itu untuk ke kamar mandi. Tak lama setelah Sammie beranjak, Tuan Christopher juga beranjak.
“Saya pergi lebih dulu, Tuan-tuan. Ada urusan penting yang harus saya kerjakan. Nikmati makan malam Anda sekalian,” pamitnya.
Pria itu merapikan pakaiannya sambil melangkahkan kakinya mengikuti arah Sammie pergi. Sammie sengaja membawa Tuan Christopher ke kamarnya melewati jalan rahasia karena keadaan istana saat itu sedang begitu ramai.
Ketika sampai di lorong sepi, Tuan Christopher menyejajarkan posisinya dengan Sammie. Tanpa aba-aba pria itu melingkarkan lengan kekarnya di sekitar pinggang Sammie, membuat pangeran cantik itu sedikit tersentak. Kemudian Tuan Christopher mendorong badan Sammie hingga menabrak dinding, lalu mengukungnya. Sammie melenguh karena aksi yang dilakukan oleh pria yang selalu menjadi objek fantasi seksualnya itu.
“Tuan, not yet. Kita belum sampai kamarku,” ucap Sammie dengan nada sensual.
“Pangeran cantik, sudah berapa lama kau mengagumiku, hm?”
Sammie tersenyum malu sambil menggigit bibirnya. “Sudah lama, Tuanku. Aku selalu memikirkanmu setiap malam. Aku ingin merasakanmu. Anda tidak tahu seberapa senang diriku saat ini karena keinginanku akan terpenuhi.”
Tuan Christopher mengecup bibir manis Sammie sekilas. Dia tatap lekat-lekat mata cantik dengan manik bertabur bintang itu.
“Did I said I’m gonna fuck you?” Bisiknya pada telinga Sammie.
“Unghh, then please fuck me, Sir” lenguh Sammie.
Di kamar Sammie lah kini dua insan itu berada. Sammie terbaring pasrah di atas ranjangnya, hanya mengenakan pakaian atas, sedangkan pakaian bawahnya sudah dilucuti. Kedua tangannya berada di atas kepalanya, terikat sebuah pita.
Sedangkan Christopher, pria itu telah menanggalkan seluruh pakaiannya. Dia berjongkok, tepat berhadapan dengan selangkangan terpampang jelas karena kedua kaki pangeran cantik itu yang terbuka lebar.
“What a slut you are, Prince Sammie. Selama hidupku, aku belum pernah menemui seorang pangeran yang bertingkah begitu binal sepertimu. Terlebih kau sudah memiliki suami sekarang. Namun kau tetap memilih untuk membiarkanku mengeksplorasi dirimu bahkan sebelum suamimu sendiri melakukan itu.”
Semua kalimat Christopher hanya membuat birahi Sammie semakin meningkat.
“Unghh.. saya hanya ingin Anda, Tuanhh.. sudah lama saya ingin Anda menyetubuhi saya nghh,” lenguh Sammie.
Bahkan Christopher belum menyentuhnya sama sekali, namun dirinya sudah mengeluarkan desahan seperti itu.
“Kau sudah sangat terangsang,” ucap Christopher.
Petugas pajak itu pun meludahi lubang Sammie. Badan Sammie menggelinjang ketika merasakan sesuatu yang basah pada lubangnya.
“Bagaimana bisa kau menunjukkan kelamin dan lubangmu kepada orang selain suamimu, such a dirty whore,” Christopher berujar sembari membalurkan ludahnya pada lubang Sammie.
“Aaaahhh Tuanhh…”
“Dan kau menyukai ini.”
“Uhhh! Yeshh ahh I like this very much..”
Christopher menarik tangannya kembali. Hal itu menyebabkan Sammie mendesah kecewa.
“Katakan padaku, Pangeran Sammie. Apa yang kau inginkan sekarang?”
Sammie menatap Christopher dengan mata berair sambil menggigit bibirnya. “S-setubuhi saya, Tuan. Saya mohon setubuhi saya sekarang juga, saya sudah tidak bisa menahannya lagi mmhh..”
Christopher menyeringai, dia berjalan dan berhenti di dekat kepala Sammie.
“Hadaplah kemari,” ucapnya.
Sammie menurut, dia membalikkan badannya. Wajahnya bersemu merah ketika ternyata penis tegak milik Christopher kini berada tepat di depan wajahnya.
“Kau ingin ini, bukan? Kau selalu menginginkan penisku, Pangeran?”
Sammie mengangguk malu-malu.
“Aku akan membebaskan tanganmu, setelah itu pegang dan rasakan penisku,” ucap Christopher sembari melepaskan ikatan pada pergelangan tangan Sammie.
Kini tangan Sammie telah bebas. Seperti yang diperintahkan oleh Christopher, Sammie meraih penis besar milik Christopher. Sungguh Sammie menyukai penis tuannya. Ukurannya sempurna, juga keras dan tegak dengan sempurna.
Sammie mengelus perlahan penis itu, dan memijitnya pelan-pelan. Lenguhan berat keluar dari mulut Christopher. Sammie suka itu. Sammie tergila-gila dengan desahan berat dari tuannya.
“Can I lick it, Sir?” Sammie mendongak untuk menatap Christopher.
Namun Christopher menarik pinggulnya mundur, menyebabkan genggaman tangan Sammie pada penisnya terlepas.
“Tidak sekarang. Kita tak punya banyak waktu. So, I gotta fuck you now.”
Christopher kembali ke posisinya semula. Dia menarik kaki Sammie dengan kasar lalu membukanya lebar-lebar, membuat Sammie memekik. Dia meludahi lubang Sammie sekali lagi. Pun dia membalurkan ludahnya pada penisnya sebagai pelumas. Kemudian dia gesekkan penisnya pada lubang Sammie.
“Aaaahh Sirhh it’s so good umhhh..”
Sammie sudah begitu terangsang. Akal sehatnya sudah berkelana entah ke mana. Yang sekarang ada dalam otaknya hanyalah Tuan Christophernya.
Penis besar itu masuk secara perlahan ke dalam lubangnya. Ini, inilah hal yang selama ini dia damba-dambakan. Dia mendapatkannya saat ini.
“Ahh fuck, it’s so tight,”
Sammie sudah gila. Ucapan kotor dari Tuan Christophernya membuat badannya terasa sangat ringan.
“I’m fucking you even before your husband do this to you.”
Sammie memejamkan matanya. Air matanya mengalir merasakan nikmat yang luar biasa. Mulutnya tak berhenti mendesahkan nama Christopher dengan kotor.
Kini Christopher menggerakkan pinggulnya. Demi apa pun, bagaimana pria ini bisa memuaskan Sammie dengan begitu mudahnya? Bahkan Sammie tak mampu lagi berkata apa-apa, karena nikmat tiada tara yang dia rasakan saat ini.
Christopher mempercepat gerakannya. Dia mendorong pinggulnya semakin dalam.
“Aahh! Sirhh that’s mmhh my s-spothh ahhh!”
Mengetahui dirinya sudah menemukan titik nikmat sang pangeran, Christopher pun menghujam titik itu bertubi-tubi.
“Aaahh! Ahh! Nghhh aahhh!” Sammie menggila. Sprei ranjangnya dia cengkeram kuat-kuat.
“Ahh shh shit,” desis Christopher seiring dengan semakin liar pinggulnya bergerak.
“Tuanhhh ahh saya mohonhh ahhh!”
Christopher bergerak semakin liar.
“Mmhhh.. katakan, Pangeran. Katakan keinginanmu.”
“Anghhh nghh s-saya ahhh Tuanhh keluarkan benih Anda di dalam s-saya Tuanhhh aaaahhh!”
Sammie sudah mencapai klimaksnya terlebih dahulu. Namun itu tak membuat Christopher mengurangi kecepatan hentakannya. Justu pria itu bergerak semakin menggila.
“Arghh fuckhh I’m coming!”
Sesuai dengan permintaan Sammie, Christopher mengeluarkan spermanya di dalam lubang milik Sammie.
Persetan dengan segalanya, mereka berdua hanya memikirkan tentang surga duniawi yang mereka ciptakan sendiri malam itu.