Two Kingdom and The Heirs
Negeri Gladiolus, sebuah negeri yang tentram, terkenal dengan minimnya konflik dan alam yang indah. Dua kerajaan utama yang memerintah pada Negeri Gladiolus, yaitu Kerajaan Hydrangea dan Kerajaan Hyacinth.
Raja Hortensius memerintah Kerajaan Hydrangea, Raja Hyacinthus III memerintah Kerajaan Hyacinth. Keduanya hidup berdampingan dengan damai, membagi kekuasaan secara adil, dan memerintah sesuai dengan wilayah kekuasaan masing-masing.
Selain itu, Negeri Gladiolus terkenal menjadi negeri yang sangat ramah terhadap kaum LGBTQ+. Jika ada rakyat yang melanggar hak asasi setiap kaum, hukuman sangat berat akan dijatuhkan kepada mereka.
Raja Hortensius memiliki seorang putra mahkota. Tidak seperti putra mahkota pada umumnya yang biasanya memiliki badan kekar maskulin dan beraura dominan, putra mahkota Kerajan Hydrangea memiliki hal yang sangat berlawanan dari itu semua. Dia berwajah cantik, berbadan langsing gemulai, dan ‘lemah’ dalam mendominasi. Nama putra mahkota itu adalah Sam Hwang Hortensius Jr., yang biasa dipanggil Pangeran Sammie.
Namun sifat Sammie yang kurang mampu dalam menjadi dominan itu membuat Raja Hortensius sedikit khawatir. Beliau ingat dengan ucapan dari sebuah ramalan, apabila sang raja memaksakan Sammie agar menjadi penerus tahta, maka Kerajaan Hortensius akan menjadi kacau karena ketidaktegasan hukum dari pemerintah.
Maka setelah melakukan banyak konsultasi, rapat, dan diskusi, akhirnya Raja Hortensius dan Raja Hyacinthus dari Kerajaan Hyacinth sepakat untuk mengintegrasikan kedua kerajaan dengan cara menikahkan putra mahkota Kerajaan Hydrangea, Sammie, dan putra mahkota Kerajaan Hyacinth, Hyacinthus IV.
Semua persiapan pernikahan keduanya telah direncanakan dengan matang, hari pernikahan juga telah diatur. Upacara pernikahan akan digelar satu minggu, sedangkan pesta perayaannya akan digelar satu hari setelah upacara pernikahan, dan nantinya akan diselenggarakan selama kurang lebih satu minggu.
Malam itu adalah malam sebelum upacara pernikahan putra mahkota Kerajaan Hydrangea dan putra mahkota Kerajaan Hyacinth diselenggarakan.
Sammie telah menyelesaikan beberapa ritual sebelum pernikahan yang biasa dilaksanakan semalam sebelum upacara diselenggarakan. Pangeran yang berumur 21 tahun itu duduk di ranjang mewahnya, termenung sambil menatap langit malam itu yang terlihat dari jendela besar kamar tidurnya.
Malam itu menjadi malam terakhir dirinya tidur seorang diri. Setelah ini dirinya akan ditemani oleh orang lain dalam setiap tidur malamnya.
Ada satu hal yang selalu Sammie sembunyikan dari semua orang. Pemuda cantik itu beranjak dari ranjangnya dan melangkahkan kedua kaki jenjangnya pada sebuah laci.
“It’s gonna be my last time using these things, maybe?”
Sammie mengambil kotak dari dalam laci itu, lalu membukanya. Kotak itu terisi penuh dengan berbagai macam sex toys. Ya, itulah hal yang Sammie sembunyikan dari semua orang.
Sammie adalah orang yang tergila-gila dengan fantasi seksual. Dia memiliki birahi yang membara. Maka ketika dirinya terangsang, dia akan menggunakan mainan-mainan itu untuk memuaskan dirinya. Tentu saja karena statusnya adalah putra mahkota, maka dirinya tidak bisa melakukan hubungan seksual dengan siapa pun selain dengan suaminya kelak.
Sebuah dildo bening dan sebotol cairan pelumas dia ambil, lalu diletakkannya pada ranjang. Pakaian tidur mahalnya dia tanggalkan satu persatu hingga tubuh moleknya kini tak terlapisi dengan apa pun. Sammie suka telanjang.
Sammie menyentuh tubuhnya sendiri dengan sentuhan lembut. Lenguhan lemah lolos dari bibir tebalnya. Tangannya mengusap dadanya, melenguh sensual ketika jemarinya menyentuh puting kerasnya.
“Uhh..”
Matanya terpejam, menikmati bagaimana jemarinya memainkan putingnya sendiri. Otaknya bekerja keras membayangkan pria lainlah yang melakukan ini padanya.
Kini tangannya merambat turun menuju selangkangannya. “Ahh!” Pangeran cantik itu mendesah indah ketika telapak tangannya bergesekan dengan penisnya yang sudah menegang.
Sammie sudah pernah bertemu dengan Pangeran Hyacinthus IV tentu saja. Pangeran itu tampan, berbadan kekar, namun bukan pangeran itu—yang mana adalah calon suaminya—yang sedang dia bayangkan saat ini.
Seorang pria penduduk Kerajaan Hyacinth bernama Christopher Bahng, pria itu bekerja sebagai petugas penarik pajak. Sammie sering bertemu dengan pria itu entah secara tak sengaja maupun sengaja, seperti dalam pertemuan dua kerajaan yang diselenggarakan setiap tiga bulan.
Tuan Christopher, para rakyat memanggil pria itu. Christopher yang tampan, gagah, memiliki garis wajah dan tatapan yang tajam serta aura dominan yang pekat. Sammie tergila-gila dengan pria itu. Meski mereka tidak pernah bercengkerama panjang lebar, namun keduanya sering kali menatap mata satu sama lain.
Dan ketika Tuan Christopher menatapnya dengan tatapan tajam itu, Sammie merasa dirinya seolah terhipnotis. Birahinya langsung meningkat, bahkan terkadang Sammie tidak mampu menahannya hingga dia harus melarikan diri ke kamar dan segera memuaskan dirinya sendiri.
“Mmhh..”
Lubangnya berkedut, dia basahi dengan cairan pelumas. Bibir tebal itu dia gigit, napasnya memburu. Birahinya sudah sangat tinggi saat ini. Petugas pajak bernama Tuan Christopher itu kini memenuhi otak Sammie. Tangan dengan urat menonjol itu Sammie bayangkan sedang bergerilya di lubangnya.
“Anghh.. mmhh.. I want ahh I want Sir Christopher to fingers me uhh..”
Jari tengah dan jari manisnya bergerak keluar masuk lubangnya sendiri. Desahannya semakin menjadi-jadi ketika dirinya sudah dekat dengan puncaknya.
“Aahh! Mmhhh ahh! S-sir ahh!”
Sammie telah sampai pada puncaknya.
Namun pangeran cantik itu belum puas. Sebuah dildo bening dia gesekkan pada lubangnya. Walaupun Sammie belum pernah melihat seperti apa penis milik Tuan Christopher, namun Sammie membayangkan dildo yang sekarang dia gunakan adalah penis milik Tuan Christopher.
“Unghh aahh!” Dildo itu telah masuk ke dalam lubang Sammie.
Napas Sammie makin tersenggal-senggal ketika dildo itu dia gerakkan perlahan.
“Ssshh.. I want uhh Sir Christopher’s cock umhh..”
Dildo itu dia dorong semakin ke dalam hingga ujung dildo menumbuk titik dekat prostatnya. Sammie mendesah semakin keras. Pinggulnya terangkat, air mata mengalir dari mata cantiknya, tidak tahan dengan sensasi nikmat yang dia rasakan.
“Ahh! Sir Christopher is fucking me right nowhh uhh!”
Sammie menggerakkan dildo itu semakin cepat.
“Ahh! Ahh! He’s pounding deep inside me aahh!”
Sammie tumbukkan ujung dildo itu pada titik surgawinya berkali-kali.
“Aaaaahh!”
Sammie keluar lagi, kali ini begitu cepat.